Tak Lekang Waktu
Kala matahari pun belum menampakkan wajahnya
sosok itu bergerak, bangun dari tidurnya
melangkah menghampiri air pembasuh muka
Seraya berdoa pada sang penguasa semesta
dalam dingin dan sunyinya subuh
jari-jari itu menari indah dengan alatnya
mengolah dengan penuh cinta
masakan penggugah selera
Dalam teriknya sang surya
tubuh itu semakin giat bekerja
tak hiraukan lelehan peluh
karena asa yang tertinggal
Walau malam tak berbintang
lagi, jemari itu bergerak
dijahitnya pakaian pembungkus badan
entah kemana lelah itu hilang
Ibu...ibu..ibu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar